Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (Part 1)
Sebagai manusia, tentu kita tidak
dapat memastikan dimana tempat peristirahatan terakhir kita. Apakah di surga atau dineraka, naudzubillahi min dzalik. Namun Ibnu Qoyyim Al Jauzyah, Seorang
ulama abad ke-13, mencoba menampilkan gambaran global mengenai tingkatan manusia di akhirat. Tujuannya sederhana, mengetuk
hati kecil setiap insan yang sadar, kira-kira kita berada di level berapa kelak
di akhirat?
Itulah yang ingin disampaikan oleh
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan semangat
kita untuk terus memperbaiki kualitas diri. Sehingga menjadi golongan yang
tinggi di akhirat kelak.
Tingkatan-tingkatan
Manusia Di Akhirat
1.
Para Nabi ‘Ulul Azmi
2.
Para Rasul
3.
Para Nabi
4.
Shiddiqun
5.
Imam Yang Adil
6.
Mujahid fi Sabilillah
7.
Ahlu Atsar
8.
Ashabu Ribhin
9.
Ashabu Najjah
10.
Ahlu Israf
11.
Ahlu Ikhtilath
12.
Ashabul A’raf
13.
Ahlul Minhah
14.
Golongan yang tidak memiliki keimanan dan tidak
pula kekufuran
15.
Ahlu Zindiq
16.
Para pemimpin kekafiran
17.
Para pengikut kekafiran
18.
Jin yang kafir
1. Para Nabi ‘Ulul Azmi
Peringkat manusia paling tinggi
di surga adalah para nabu ulul azmi,
yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassalam.
Mereka berhak mendapatkan keagungan tersebut, sebagai balasan atas perjuangan
mereka di dunia. Mereka menjadi teladan dalam kesabaran dan keteguhan dalam
memegang dan mendakwahkan agama islam. Naa-nama mereka terangkai indah dalam
Ayat-Nya, da kita diperintahkan untuk meneladani di setiap langkah perjuangannya.
Allah berfinman yang artinya:
“Dia telah mensyari’atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada mu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah
kamu berpecah belah tentangnya.” (Qs Asy Syura: 13)
2. Para Rasul
Tingkatan manusia selanjutnya adalah para rasul utusan Allah. Allah
memilih mereka sebagai penyampai wahyu kepada manusia. Mereka mengampu amanat
membimbing hamba yang tersesat menuju jalan ilahi. Keberadaan mereka ditengah
umat laksana pelita ditengah malam gelap gulita. Untuk mnyalakan cahaya
keimanan dimuka bumi, mereka rela mengorbankan harta, jiwa dan raga.
Tidak ada yang mengetahui
bilangan para Rasul yang diutus. Informasi yang kita daptkan baru 25 nama.
Meski manusia akhir zaman tidak mengenal mereka semua, namun Allah tidak pernah
lupa. Semua tersimpan dalam ilmu dan hikmah-Nya. Allah berfirman yang arinya:
“Dan sungguh kami telah mengutus beberapa Rasul sebelummu; Diantara
mereka ada yang Kami ceritakan perihalnya kepada mu, dan adapula yang tidak
kami caritakan kepadamu.” (QS. Ghafir: 78)
3. Para Nabi
Tingktan manusia selanjutny adala
para nabi. Secara bahasa nabi berasal dari kata naba’ yang berarti kabar yang
besar. Sesuatu kabar tidak akan disebut naba’ hingga ia menjadi berita yang
besar. Darinyalah kata nabi diambil, karena mereka menyampaikan berita yang
besar.
Tidak ada perbedaan mendasar
antara nabi dengan rasul. Hanya saja para nabi lebih umum dari pada rasul. Setiap
rasul adalah nabi, tapi tidak setiap nabi adalah rasul.
Diantara ulama ada yang
menambahkan ciri nabi adalah manusia yang mendapatkan wahyu , namun tidak
diperintahkan menyampaikannya pada manusia. Sedangkan wahyu yang diterima rasul
adalah untuk dirinya dan para manusia. Namun ciri ini dikritik oleh Syaikh
Sulaiman Al Asyqar karena itu berlawanan dengan tugas utama nabi sebagai dai.
Selain itu berlawanan pula dengan larangan mneyembunyikan ilmu yang ada dalam
QS Al Baqarah:159). (Abdil Hadi, Tahqiqu at-Tauhid fi Syarhi Kitabi at-Tauhid,
19)
4. Shiddiqun
Manusia terbaik setelah para nabi
dan rasul adalah shidiqqun. Mereka adalah para ulama rabbani pewaris para nabi,
yang senantiasa berada di jalan ilmu, amal, dakwah, dan bersabar diatasnya.
Allah memberikan kedudukan yang tinggi bagi mereka. Allah berfirman:
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akna
bersama-sama dengan orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah, yaitu mati syahid,
dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman sebaik-baiknya.”(QS. An
Nisa’:69)
Begitu tingginya kedudukan para
shiddiqun, sampai-sampai Allah sandingkan mereka dengan para rasul. Sebab
mereka telah bersusah payah mengumpulkan warisan para nabi (ilmu) dan
mnyebarkannya ketengah mat anusia. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam
bersabdah:
“Sesungguhnya Para Nabi tidak mewarisi dinar dan dirham. Mereka hanya
mewariskan ilmu. Barang siapa yang telah mengambilnya, ia telah mengambil
bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
5. Imam Yang Adil
Yaitu para pemimpin yang
menegakkan hukum Allah dan keadilan atas rakyatnya. Rakyat merasa tentram, aman
dan sejahtera dibawah kepemimpinannya. Merek tegas dalam menghilangkan fitnah,
kesyirikan, dan bid’ah. Karena itu Allah menjanjikan kemuliaan yang besar bagi
para imam yang adil. Rasulullah SAW bersabdah:
“Tujuh golongan yang akan dinaungi pada hari dimana tidak ada naungan
selai naungan-Nya. (salah satunya adalah) Imam yang Adil.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW bersabdah:
“orang-orang yang berlaku adil berada disisi Allah di atas mimbar
(panggung) yang terbuat dari cahaya, disebelah kanan Ar-Rahman ‘azza wa jalla
–sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan semua-,yaitu orang-orang yang
berlaku adil dalam hukum,adil dalam keluarga dan adil dalam tugas yang dibebenkan
mereka.” (HR. Muslim)
6. Mujahid fi Sabilillah
Yaitu para pejuang islam yang
berperang meninggikan kalimat Allah. Yang telah mencucurkan peluh dan darah
demi menjaga harta, jiwa dan kehormatan kaum muslimin. Karena itulah mereka
berhak berserikat dengan amala kau muslimin yang mereka jaga. Sebab tidaklah
seorang muslim beramal dengan aman, melainkan karena pengorbanan para mujahid.
Jika para mujahid berhasil
membebaskan suatu negeri, lalu penduduknya mendapatkan hidayah karenanya, para
mujahidin akan mendapatkan pahala seluruh penduduk dan keturunan mereka yang
menerima hidayah.
Ada banyak ayat al Quran yang
mengabarkan tentang keutamaan para mujahidin di sabilillah. Diantaranya, Allah
berfirman:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan
harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berjuang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar
dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur’an.” (QS. At Taubah: 111)
--Bersambung--
Baca juga artikel selanjutnya
Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (part 2)
Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (part 3)
Baca juga artikel selanjutnya
Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (part 2)
Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (part 3)
0 komentar:
Post a Comment