Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (Part 2), dimana posisi kita?
Sebagai manusia, tentu kita tidak
dapat memastikan dimana tempat peristirahatan terakhir kita. Apakah di surga atau di neraka, naudzubillahi min dzalik. Namun Ibnu Qoyyim Al Jauzyah, Seorang
ulama abad ke-13, mencoba menampilkan gambaran global mengenai tingkatan manusia di akhirat. Tujuannya sederhana, mengetuk
hati kecil setiap insan yang sadar, kira-kira kita berada di level berapa kelak
di akhirat?
Baca Juga Artikel Sebelumnya
7. Ahlu Itsar
Yaitu mereka yang mengutamakan
orang lain daripada diri sendiri. Mereka mengeluarkan harta siang dan malam,
sembunyi-sembunyi maupun terang terangan. Semua itu mereka lakukan demi
mengharap ridha Allah. Allah berfirman:
“Dan diantara manusia ada yang membeli dirinya (berinfak di jalan
Allah) karena mengharapkan ridha Allah. Dan Allah maha penyantun terhadap
hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Baqarah: 207)
Mereka meraih balasan itu karena
peran mereka sangat vital dalam memabntu umat. Mka kita dapat melihat bahwa eksistensi
dakwah Rasulullah di Mekah tidak lepasa dari sokongan dana dari Khadijah.
Dengan harta yang banyak kau yang lemah yang tertindas dapat diselamatkan. Dan
dengan harta mereka pula, panji-panji jihad dapat ditegakkan.
8. Ashabu Ribh (Orang Yag Beruntung)
Yaitu golongan yang dimudahkan
Allah untuk melaksanakan amalan shalih, namun terbatas pada ketaan pribadi
tanpa berkaitan dengan orang lain. Mereka mengerjakan kebaikan-kebaikan agama,
seperti melaksanakan shalat, zakat, dan puasa. Mereka juga meninggalkan
larangan-larangan agama seperti gibah, zina dan sebagainya.
Selain itu mereka juga
bersungguh-sungguh mengerjakan amalan-amalan sunnah. Seperti I’tikaf, membaca
Al Quran, dzikir dan lain sebagainya. Jika mereka terjerumus dalam sebuah dosa,
mereka bersegera untuk bertaubat darinya.
Golongan ini adalah orang-orang
yang beruntung, walau levelnya tidak sebaik orang-orang yang masuk dalam
golongan ahlu itsar. Sebab mereka hanya akan dapt pahala dari amalanya sendiri.
Jka mereka meninggal, terputuslah amalan mereka. Sebab mereka tidak memiliki
amalan yang menyebabkan mereka dapat berserikat di dalamnya.
9. Ashabun Najjah
Yaitu golongan yang melaksanakan
amalan ketaatan namun terbatas pada hal-hal yang diwajibkan oleh Allah, tanpa
menambahnya dengan amalan-amalan sunnah. Mereka adalah golongan yang disebut
Rasulullah SAW sebagai orang-orang yang selamat.
Suatu ketika seorang laki-laki
dari Nejed menemui RasulullahSAW untuk bertanya tentang syariat Islam.
Rasulullah hanya menerangkan hal-hal wajib dalam agama, seperti shalat, puasa,
dan zakat.
Tatkala orang itu meninggalkan
Rasulullahdan dan para sahabatnya, ia berkata, “Demi Allah, aku tidak akan
menambah dan tidak akan mengurangi dari apa yang engkau katakan.”
Tatkala orang itu pergi,
Rasulullah bersabdah “dia akan selamat,
jika dia jujur.”
Allah menghapus segala dosa-dosa
kecil bagi para ahlun najjah, sebagai balasan atas amalan wajib yang mereka
kerjakan. Allah berfirman:
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang
kamu mngerjakannya, niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalanmu (dosa-dosa
kecilmu) dan kami masukkan kamu ketempat yang mulia (surga).” (QS An-Nisa’:
31)
10. Ahlu Israf (Yang Melampaui Batas)
Tingkatan manusia selanjutnya adalah orang-orang yang senantiasa
menzalimi diri sendiri dengan berbagai kemaksiatan dan dosa. Akan tetapi
sebelum ajal menjempunnya, Allag menganugrainya taubatan nasuha. Sehingga dia
meninggal dalam keadaan segala kejahatan dan dosanya terampuni.
Golongan iniakan mendapat ampunan
Allah dan diselamatkan dari adzab-Nya. Hanya saja posisi mereka tidak akan
pernah melampaui orang-orang dengan derajat
diatasnya. Sebab tidak mungkin sama antara orang yang habiskan seluruh umurnya
melakukan ketaatan dan orang yang hanya melakukan kebaikan di sisa hidupnya.
11. Ahlu Ikhtilat (Golongan Yang Bercampur Antara Amal Shaleh Dengan Kemaksiatan)
Yaitu orang yang mnegerjakan
amalan shaleh, namun juga tidak meninggalkan keburukan. Hal itu tetap ia
lakukan hingga berjumpa dengan Allah
Jika kebaikannya lebih bayak dari
keburukan, mereka akan selamat dari siksa neraka.
Allah berfirman:
“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa
yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang
beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang
yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Allah.” (QS Al A’araf: 8-9)
Hudzaifah dan ibnu Mas’ud
berkata, manusia di hari kiamat dikumpulkan menjadi tiga golongan. Barang siapa
yang amal kebaikannya lebih banyak dari keburukannya walaupun hanya satu masuk surga. Barang siapa amalan keburukannya
lebih banyak, walaupun hanya satu, masu neraka.
Barang siapa yang amalan baik dan amalan buruknya berimbang, dia termasuk ahlu
a’raf.
12. Ashabul A’raf
Yaitu mereka yang nilai amalan
sholehnya sebanding dengan nilai amalan keburukannya. Sehingga, dengan posisis
seperti itu, mereka mempunyai peluang yang sama untuk menjadi ahli surga atau ahli neraka, disebabkan samanya jumlah kebaikan dan keburukannya.
Di akhirat kelak, mereka akan ditempatkan di suatu tempat yang amat
tinggi antara surga dan neraka. Itulah sebabnya mereka disebut
ahlul a’raf (penghuni tempat yang tinggi). Di tempat itu mereka dapat melihat
kengerian siksaan neraka, dan juga
melihat kenikmatan surga.
Ketika mereka meihat penduduk surga, mereka mengucapkan salam
kepadanya. Namun tatkala mereka mengarahkan pandangan kepada penduduk neraka, mereka berkata, “Ya Allah,
janganlah engkau gabungkan kami dengan orang-orang dzalim itu.”
Diantara penduduk surga ada orang lemah yang sewaktu di
dunia sering diolok-olok oleh para penduduk neraka. Maka ashabu a’araf berkata kepada penduduk neraka, “ apakah orang ini (orang lemah
dari kaum muslimin) yang kalian bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat
rahmat dari Allah?
Semua hal tersebut tertuang dalam
firman Allah dalam Surat Al A’araf: 46-49. Ashabul A’raf termasuk penduduk surga. Hanya saja mereka adalah
golongan yang memasuki surga paling
terakhir diantara golongan yang memasukinya tanpa disiksa terlebih dahulu.
--Bersambung--
Baca juga artikel sebelumnya dan selanjutnya
Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (Part 1)
Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (Part 3)
Baca juga artikel sebelumnya dan selanjutnya
Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (Part 1)
Tingkatan Derajat Manusia di Akhirat (Part 3)
0 komentar:
Post a Comment