Seseorang bertanya pada saya dengan nada pesismis, “mengapa negara barat yang mayoritas beragama non islam lebih kaya dibanding negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama muslim?”
Bagi saya pertanyaan tersebut
terdengar aneh, mungkin dia belum pernah mendengar Negara Qatar yang
saat ini menjadi negara paling kaya dan termakmur di dunia dengan
pendapatan per kapita sebesar USD 75117.36. Qatar juga memiliki bangunan
tertinggi di dunia bernama Burj Khalifa. Mayoritas penduduk Qatar adalah muslim
degan presentase 67,7% dari total penduduk. Begitu pula dengan United Emirate
Arab yang saat ini menempati posisi ke tujuh dunia sebagai negara paling
kaya. Ada pula negara Kuwait yang masuk kedalam 10 besar negara
terkaya di dunia. Ketiga negara tersebut mayoritas penduduknya adalah muslim.
Jadi tidak benar jika negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim
itu miskin.
Namun coba kita tengok Negara
Ukraina yang merupakan salah satu negara di benua Eropa, mayoritas
penduduknya adalah non islam sedangkan penduduk yang beragama islam
hanya 4% saja. Negara Ukraina memiliki pendapatan perkapita sebesar USD 2824.44
per tahun lebih rendah dari Negara Indonesia. Negara Vietnam dan
Filipina juga merupakan negara berkembang, memiliki rumpun yang dekat
dengan Indonesia. Kedua negara itu juga mayoritas penduduknya non islam.
Ini menunjukkan bahwa tidak semua negara non islam itu juga maju.
Saya melihat bahwa teman saya ini
hendak mengungkapkan kekecewaanya. Kecewa Mengapa kondisi umat islam
begitu sangat terpuruk? mengapa umat islam
saat ini mengalami kemunduran dan kehilangan harga dirinya? Ada apakah dengan ummat ini? Kurang lebih itulah yang bisa saya tangkap dari pertanyaanya.
Saudaraku. Ingatlah apa yang
telah ditorehkan sejarah islam. Umat islam sangat berjaya selama
13 abad, ya 1300 tahun lamanya. Selama waktu itu islam menjadi pusat
peradaban dunia. Cendekiawan-cendekiawan muslim memberikan banyak
sumbangan untuk penemuan yang fenomenal yang hingga saat ini masih diakui
kehebatnnnya oleh dunia. Penemuan kamera ditemukan oleh seorang ilmuwan muslim
bernama Ibnu al-Haitham, selain ahli dibidang optik beliau juga ahli dalam
bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Adapula ilmuwan
muslim bernama Ibnu Sina beliau juga disebut sebagai bapak kedokteran
moderen. Dan masih banyak lagi ilmuwan muslim lainnya. Namun mengapa kah
cahaya gemilang itu kini meredup?
Saat ini umat islam
mengalami kekosongan kekhalifahan dan kondisi ini telah berjalan selama 92
tahun lamanya. Jika kita melihat rentang tahun perbandingan ini, angka 92 itu
lebih kecil dibanding kejayaan yang pernah Allah anugrahkan kepada umat ini.
Sebenarnya semua itu berasal dari
kesalahan diri kita masin-masing.
Apakah semangat kita lemah dalam mendalami
ilmu dien (agama), padahal tanpa ilmu dien akan membuat seseorang menjadi bodoh
terhadap Allah, agamanya dan berbagai ilmu syar’i.
Apakah kita kurang dalam
beribadah khususnya shalat, padahal Allah menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong bagi seorang
muslim?
Apakah kita sudah menolong agama
Allah dengan menunaikan amar makruf, padahal Allah telah menjanjikan
pertolongan bagi orang-orang yang menolong agama Allah?
Wahai saudaraku, sesungguhnya
kita sibuk dalam mengejar urusan dunia sehingga nafsu dalam diri kita yang
telah membuat kita lupa dari memikirkan akhirat.
Malas dalam mendalami ilmu dien
Saudaraku. Perlu diketahui bahwa
sebab kelemahan, ketertinggalan, dan kekalahan kaum muslimin saat ini di
hadapan musuh mereka, semuanya kembali pada satu sebab yang akan bercabang ke
sebab yang lain. Sebab utama tersebut adalah kebodohan yaitu jahil (bodoh)
terhadap Allah, agama-Nya dan berbagai hukum syar’i. Ilmu agama semacam ini
telah banyak ditinggalkan oleh umat saat ini. Ilmu ini sangat sedikit
dipelajari, sedangkan kebodohan malah semakin merajalela. Coba lihatlah orang-orang terdahulu, mereka lebih mendahulukan mempelajari Al Quran maka tidak heran Allah mengkaruniakan kemuliaan dan ilmu yang berkah. Mereka tidak hanya memahami ilmu agama saja namun mereka juga ahli dalam berbagai macam bidang ilmu lainnya.
Kebodohan merupakan penyakit yang
mematikan, dapat mematikan hati dan perasaan, juga melemahkan anggota badan dan
kekuatan. Pengidap penyakit ini bagaikan hewan ternak, hanya menyukai syahwat,
farji (kemaluan) dan perut. Kebodohan sungguh telah melemahkan hati, perasaan,
dan keyakinan kaum muslimin dan akan menjalar ke anggota tubuh mereka
yang lain yang membuat mereka lemah di hadapan musuh mereka (Yahudi dan
Nashrani).
Mengangkat Orang Jahil Menjadi Pemimpin
Jika raja dan pemimpin manusia
seperti itu, seluruh urusan menjadi jungkir-balik. Akibatnya, pembohong
dipercayai, orang jujur didustakan, pengkhianat diberi amanah, orang tepercaya
dikhianati, orang bodoh bicara, orang alim diam, atau dilarang bicara secara
umum. Bagaimana kita bisa maju sedangkan pemimpin kita tidak bisa jernih dalam memberikan keputusan? Kita sendiri heran melihat pangung politik, mengapa khususnya indonesia masih seperti ini padahal negara kita kaya, Jika Qatar saja yang dahulunya adalah negara miskin bisa menjadi negara no 1 di dunia karena minyaknya, seharusnya kita bisa lebih dari itu karena Indonesia tidak hanya memiliki minyak bumi, ada tambang emas, gunung emas, semua tersedia di negara ini.
Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash
r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Bahwasanya Allah swt. tidak mencabut
(menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari (dada) manusia, tetapi Allah swt.
menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim ulama. Maka apabila sudah ditiadakan
alim ulama, orang ramai akan memilih orang-orang yang jahil sebagai pemimpin
mereka. Maka apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa
tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain.’ (HR. Muslim)
Tingkatkan Ibadah dan Amal
Shaleh
Kehidupan kita tidak selamanya
dilimpahi kenikmatan. Adakalanya Allah memberi kita berupa kesulitan. Allah
juga menerangkan bahwa sebaik-baik sarana yang dapat membantu dalam menjalani
musibah adalah kesabaran dan shalat. Allah Subhanahu wata’ala berfirman
“Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 153)
Allah akan mendatangkan
pertolongannya jika kita melakukan amalan-amalan yang diridhai Allah. Sebagaimana
Allah Ta’ala berfirman yang artinya,
”Sesungguhnya Allah pasti
menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.”(QS. Al
Hajj: 40-41)
Dari ayat ini terlihat jelas
bahwa sebab terbesar datangnya pertolongan Allah adalah dengan mentaati Allah
dan Rasul-Nya. Di antara bentuk mentaati Allah dan Rasul-Nya adalah dengan
mempelajari dan memahami agama ini.
Tolonglah Agama Allah Niscaya
Allah akan Menolong Kita
Apabila kaum muslimin
menghadapi musuh mereka sesuai dengan kemampuan mereka dalam rangka menolong
agama Allah, maka Allah akan menolong mereka dan akan menjadikan mereka unggul
di atas musuh mereka (dan bukan ditindas oleh musuh). Allah yang Maha Memenuhi
Janjinya telah berfirman yang artinya,
”Hai orang-orang mukmin, jika
kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” (Muhammad: 7)
Tatkala perang badar kaum muslimin
pada saat itu hanya berjumlah 310-an.
Persenjataan dan tunggangan pun sedikit (hanya ada 70 unta dan 2 kuda).
Sedangkan pasukan kafir (musuh kaum muslimin) berjumlah sekitar
seribu pasukan dan memiliki kekuatan yang besar serta persenjataan yang
lengkap. Namun, jumlah, senjata dan kekuatan orang kafir ini tidak
bermanfaat bagi mereka. Allah mengalahkan musuh yang memiliki kekuatan besar
tersebut yang Allah kisahkan dalam firman-Nya yang artinya,
”Dan Allah tidak menjadikan
pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi
(kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu
hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imran:
126)
Pertolongan tersebut dari sisi
Allah, akan tetapi Allah menjadikan pertolongan tersebut dari para malaikat.
Persenjataan, harta, dan bala bantuan yang Allah berikan ini merupakan sebab
pertolongan, kabar gembira, dan ketenangan yang Allah berikan.
Penyakit Wahn, Cinta Dunia dan
Takut Mati
Rasulullah saw bersabda, “Akan
tiba suatu saat di mana seluruh manusia bersatu padu melawan kalian dari segala
penjuru, seperti halnya berkumpulnya manusia mengelilingi meja makan.”
Kemudian seseorang
bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah jumlah Muslim pada saat
itu sedikit?”
Rasulullah berkata,”Bahkan
kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh
air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan
menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’.
Kemudian seseorang
bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.”
(HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani)
Sahabat, bukankah fenomena inilah
yang sekarang banyak kita temukan? Umat Islam dengan jumlah besar namun
kehilangan ‘kewibawaan’ layaknya macan ompong. Hal ini disebabkan umat Islam
banyak yang tertimpa 2 penyakit berbahaya, yakni cinta dunia dan takut mati.
Dalam hadits ini terlihat bahwa
penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati) akan menimpa dan berada dalam
hati-hati mereka. Mereka tidak mampu untuk menggapai kedudukan yang mulia dan
tidak mampu pula untuk berjihad fii sabilillah serta menegakkan kalimat Allah.
Hal ini disebabkan kecintaan mereka pada dunia dan kesenangan di dalamnya
seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan selainnya. Mereka begitu
bersemangat mendapatkan kesenangan seperti ini dan takut kehilangannya,
sehingga mereka meninggalkan jihad fii sabilillah. Begitu juga mereka menjadi bahil (kikir) sehingga mereka enggan untuk membelanjakan
harta mereka kecuali untuk mendapatkan berbagai kesenangan di atas.
Penyakit wahn ini telah merasuk
dalam hati kaum muslimin kecuali bagi yang Allah kehendaki dan ini
jumlahnya sedikit sekali. Kaum muslimin secara umum telah menjadi lemah
di hadapan musuh mereka. Rasa takut telah hilang dari hati musuh mereka
sehingga mereka tidak merasa takut dan khawatir terhadap kaum muslim
karena mereka telah mengetahui kelemahan kaum muslimin saat ini. Semua
hal ini terjadi disebabkan kebodohan yang menyebabkan rasa tamak kaum muslimin
pada dunia sehingga kaum kafir (musuh kaum muslimin) menggerogoti
mereka dari segala penjuru walaupun jumlah mereka banyak tetapi jumlah ini
hanya bagaikan sampah-sampah yang dibawa air hujan yang tidak bernilai apa-apa.
Cobalah bermuhasabah pada
masing-masing diri kita, apakah kita termasuk yang terjangkiti penyakit Wahn
itu? Ya penyakit Wahn, merupakan penyakit yang mengrogoti iman secara halus.
Orang yang menderita penyakit ini tidak sadar jika hatinya telah terkontaminasi
penyakit berbahaya ini. Seseorang yang telah terjangkiti penyakit ini akan
kehilangan semangat keimanan dan ghiroh dalam beribadah. Bahkan berani
mengorbankan agama dan keimanan demi kenikmatan dunia. Hanya sekadar membuka
aurat, meminum khamr, berkhalwat dengan lawan jenis, sepertinya bukan hal yang
sulit dilakukan demi memperlancar karir. Para pecinta dunia berani menggadaikan
agama dan keimanannya untuk ditukar dengan kenikmatan semu.
Terakhir saya ingin mengingatkan tentang 5 fase akhir zaman, dimana saat ini kita berada di fase Mulkan Jabariyyah. Fase titik nadir terlemah umat islam. Ya, saat ini kita berada di akhir zaman. Wahai saudaraku, sesungguhnya ujian yang saat ini kita hadapi saat ini masih ringan dan esok masih ada lebih banyak ujian berat yang akan datang menyongsong kita. Lalu persiapan apa yag sudah kita lakukan untuk menghadapinya?
Semoga Allah memperbaiki keadaan
kaum muslimin saat ini dan memperbaiki ulil amri (penguasa dan ulama).
Semoga Allah memberikan kaum muslimin bashiroh (ilmu dan keyakinan).
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Dekat. Shalawat dan Salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya.
Burj Khalifa bukan di Qatar Pak, tapi di UAE.
ReplyDelete